Headlines News :
Home » , » Alay , Spesies Baru Manusia Indonesia

Alay , Spesies Baru Manusia Indonesia

Written By Unknown on Friday, October 7, 2011 | 8:57 PM



Alay…atau anak layangan sebuah fenomena yang tidak lah baru lagi di Indonesia… sejak dua tahun terakhir, “spesies alay ” mulai berkembang biak di Indonesia… (ingin gw bunuh semua sih)
oke, mungkin anda akan bertanya, apa sih alay itu ?
Menurut Wikipedia Indonesia , Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia.. Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan…Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian.  Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. (Wikipedia indonesia)
Menurut tokoh tokoh sosiologi :
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar" (Koentjara ningrat)
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu." (Selo Soemardjan)
Bahan referensi : coba download video clip lagunya Lolita – Anak layangan
Mungkin anda pernah mendapat sms dr teman anda yg isinya begini :
“cEmUngUdH eA kK “ , atau “ s3l4m4t mLm kK “… ini adalah salah satu cirri alay yang memang alaynya udah stadium gelora bung karno .eh stadium akhir maksud nya…


tadi pagi,  gw apdet status dif b yg isi nya gni:
Dpt sms gni :

cEmuNguDh  eA  kK...

*langsung banting hp
Nah, di koment nya, ada temen gw nama nya yasir coment gni “apa sekolah sekarang kayak gitu boy cara bikin kata n kalimat...??? soalnya ane udah lama gak sekolah..? “..  dan saya cma bsa jawab “Ane krg tau jga, Mungkin EYD nya udah d ubah lgi boy...”.. :D
Hampir semua  pernah belajar bhasa indonesia di sekolah (kecuali kalo anda gk sekolah) tentunya anda tau donk tentang EYD, ..iya EYD alias Ejaan Yang Di sempurnakan (bkn Ejekan yg disempurnakan). :D
dalam EYD tidak pernah diajarkan menulis huruf besar di tengah tengah kata apalagi mengganti huruf e dengan angka 3 atau huruf a dengan angka 4..  
lantas, apa urusan kita dgn tulisan mereka yg kacau itu ? toh, selama mereka tidak mengganggu kita, biarkan mereka seperti itu…
anda tau ? kebanyakan anak alay adalah kalangan remaja (SMP - SMA) yang dalam kenyataan nya adalah generasi penerus bangsa… bisa anda bayangkan apa jadinya negeri ini 10 atau 20 tahun yang akan datang ketika negri kita ini dipimpin oleh mereka… 
bayangkan, ketika seorang pengusaha yang aslinya adalah alay , dia akan merubah tulisan nama perusahaan nya menjadi tulisan alay .. seperti , UNILEVER maka akan di ubah nya menjadi un1l3v3R.. anda bisa baca ?  sulit tentunya… bayangkan jika ada pengusaha asing yang ingin berinvestasi di sana, boro2 mw nanam modal, ngebaca nama perusahaan nya aja susah… ckck..
bayangkan juga, ketika nanti ada seorang pejabat yang alay.. anda akan terbiasa melihat nama2 departemen dalam negeri yang berbentuk alay.. contoh D3p4rt3Men p3ndid1kaN, kant0R Urusan a6am4 .. de el el… :D
ngeri bukan…?
Tapi tenang aja, itu akan terjadi 20 tahun yang akan datang… (semoga jangan).
Dan yang lebih tragis lagi.. ada situs di internet yang menyediakan layanan convert tulisan menjadi tulisan alay… (domain nya .tk.. cari di gugel )… tragis memang… >.<
Gw kasih bonus bagi yang blm ngerti . lihat gambar di bwah ini :

















Bagaimana dengan alay di bagian penampilan ?
Ane kasih ciri2 nya :
-Model rambut : sering berubah rubah ,biasanya rambutnya warna warni ,ikut trend .. yang jelas gak botak… :lol:
-Mp3 player made in china berisi lagu2 top hits Indonesia seperti : rad*ja, u*gu, ada b*nd, sams*ons dan tentunya ka*gen band.. de el el :D
-Celana dalam sengaja diliatin.. biar orang tau kalo dia pnya titit atau itu lohhh…. :P
-Celana kedodoran di bagian atas dan ketat di bagian bawah.. (biar susah buang air bsar )
-T-shirt merek terkenal , tapi sayang nya palsu… heu
-Jam tangan merk terkenal. .. harga 15 ribu, dpt 2… (palsu lagi)
-Hape blackberry, tapi made in China.. .. seken lagi… :D
-Sandal casual merek terkenal… (asli )… hasil ngumpulin angpao lebaran… hahah..

Nah.. ada beberapa mitos tentang alay, ini gw curi dari kaskus… 

10 'Mitos' Tentang Alay dan Kenyataannya!



1. Orang alay biasanya menyukai lagu-lagu pop melayu Indonesia seperti Kangen Band, ST12, dan Radja.

Kenyataannya:
Tidak sepenuhnya benar.

Justru alay-alay yang menyukai lagu-lagu seperti Kangen Band, Radja, Angkasa, dsb itu mulai jarang.

Dan anehnya, justru lagu-lagu Kangen Band itu malah 'populer' di kalangan non-alay, dengan maksud lucu-lucuan dengan teman-teman atau karaoke dengan maksud joke dengan pura-pura menjadi alay (dengan maksud lucu-lucuan juga, bukan dalam artian menyukai lohh).

Justru alay-alay yang seringkali ditemukan itu 'menyukai' lagu-lagu yang istilahnya 'cenderung terbawa mode' atau menurut mereka 'keren/gokil/gaul', padahal mereka hanya sekedar ikut-ikutan biar dibilang keren. Bukan karena musikalitas. Biasanya beraliran rock, punk, atau metal.

Contohnya bisa dari dalam negeri seperti PeeWee Gaskins, atau dari luar seperti Secondhand Serenade, The Red Jumpsuit Apparatus, Avenged Sevenfold, bahkan hingga blink-182 dan Metallica!

Dengan menjadi 'penggemar' musik-musik mereka, kemudian mereka mencaci dan menganggap rendah musik-musik/musisi-musisi tertentu; biasanya musik-musik yang diluar 'selera' mereka (yang menjadi korban biasanya musik-musik yang lebih slow/ngepop), dengan mengatakan 'musik banci', 'lagu bencong berkuntul', dsb. Mereka mengaku-ngaku membenci lagu-lagu seperti itu padahal aslinya malah lebih menyukainya (lihat paragraf selanjutnya).

Kalaupun yang 'pop', biasanya lagu-lagu mainstream standar acara-acara musik di televisi-televisi swasta seperti Inbox, Dahsyat, dll; atau menjadi soundtrack sinetron-sinetron. Biasanya grup musik/penyanyi yang cenderung mengikuti pasar. (untuk saat ini musimnya pop melayu)

Contohnya The Virgin, ST12, Ungu, Derby, Hello, Ridho Rhoma, Lyla, Five Minutes, D'Masiv, dsb.

Aslinya, mereka justru lebih menyukai lagu-lagu semacam ini ketimbang lagu-lagu yang mereka anggap 'keren' tersebut.

Hanya saja mereka 'jaim' sehingga mereka menikmati lagu ini secara sembunyi-sembunyi atau menyelipnya di 'tumpukan' lagu-lagu yang mereka anggap 'keren/gaul' di playlist mereka.Maksudnya biar tidak ketahuan bahwa mereka menyukai lagu seperti itu.


2. Orang alay biasanya menyukai grup musik yang penampilan personilnya (maaf) 'kampung' atau 'menengah ke bawah'. (penampilan fisik, bukan performance di atas panggung)

Kenyataannya:
Justru sebaliknya!

Alay justru malah melihat suatu grup musik/musisi dari bentuk fisik personilnya.
FYI, selera musik mereka juga mencakup aktor/aktris yang terjun ke dunia musik, meskipun kualitas musiknya pas-pasan sekalipun!

Contoh: Lyla (katanya vokalisnya ganteng), The Titans (katanya vokalisnya ganteng juga), The Adlys (mentang-mentang ada Adly Fairuz), Irwansyah, The Sisters (mentang-mentang ada Shireen Sungkar), Derby, dsb.

Mereka seringkali 'judge a book by its cover', kalau vokalisnya jelek atau 'muka melas', menurut mereka sudah pasti musiknya 'melas' juga, kalau vokalisnya gendut musiknya 'nyesekin', dsb.

Ingat, sama sekali tidak ada hubungan antara tampang dengan musikalitas!
Musikalitas itu lebih dekat dengan suara dan kemampuan memainkan alat musik dengan alat-alat tubuh tertentu. Musik itu bukan seni peran yang lebih mengedepankan tampang dan akting.

Di luar sana, banyak sekali musisi meskipun dengan penampilan fisik yang (maaf) menengah ke bawah namun mampu menghasilkan musik yang jauh lebih berkualitas ketimbang grup-grup musik/musisi-musisi yang mengandalkan tampang, tetapi musikalitasnya cenderung mengikuti pasar.


3. Orang alay identik dengan ekonomi (maaf) menengah ke bawah.

Kenyataannya:
Tidak semuanya kok.

Memang sifat alay itu karena pengaruh lingkungan, dan lingkungan yang identik dengan ke-alay-an itu memang tidak dapat dipungkiri, didominasi oleh kalangan menengah ke bawah.

Tetapi banyak juga alay yang berasal dari kalangan menengah ke atas.

Biasanya OKB (orang kaya baru), tetapi OKL (orang kaya lama) juga banyak.
Mungkin karena pengaruh lingkungan yang mendidik mereka untuk mempunyai sikap alay.

Mencakup orang-orang yang sok keren, tukang pamer, dan yang suka menganggap rendah orang-orang yang berada di bawahnya.

Contohnya seseorang yang mempunyai BlackBerry, lalu menganggap rendah orang-orang di sekitarnya yang mempunyai ponsel yang hanya mempunyai fitur sms dan telepon, dengan menganggap mereka *ucup*, tidak gaul, atau miskin. Padahal BlackBerry hasil merengek atau bahkan mengancam orang tuanya; bahkan dia sendiri kurang mengetahui fitur-fitur BlackBerry.


4. Orang alay biasanya ditemukan di perkampungan/pedesaan atau di pelosok.

Kenyataannya:
Kata siapa? Justru di pelosok/perkampungan/pedesaan lebih banyak orang yang tahu diri dan lebih mengerti akan arti kebersamaan dan perdamaian, serta rendah hati.

Kalau Anda suka menonton acara-acara yang berbau petualangan/menjelajah daerah-daerah tertentu, justru orang-orang yang tinggal di wilayah seperti itu lebih suka bermain dengan permainan-permainan turun-temurun dengan atau membantu orang tuanya untuk menghidupi keluarga, misalnya menangkap ikan atau mencari kayu bakar.

Orang alay banyak juga yang ditemukan di wilayah perkotaan bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Mungkin yang orang tuanya mengadu nasib di sana.

Tetapi lebih dominan di kota-kota kecil atau masih bersifat kedaerahan seperti Serang, Cilegon, Sukabumi, Cirebon, dll.

Kita tahu sendiri, kasus-kasus kriminal seperti tawuran atau melibatkan geng-geng yang umumnya melibatkan anak-anak ABG (biasanya SMP atau SMA awal bahkan SD akhir) lebih banyak terjadi di mana?

Kenakalan remaja seperti tawuran dan merusak fasilitas umum merupakan imbas dari budaya alay yang 'selalu ingin dibilang keren/gaul'.


5. Orang alay berpendidikan/berpengetahuan rendah.


Kenyataannya:
Tidak semua kok.

Ada juga orang yang pengetahuannya tinggi, dan dia menggunakan pengetahuannya itu untuk pamer, untuk menjatuhkan orang lain, serta untuk mencaci/menghina orang lain yang tidak sependapat dengannya.

Intinya, kembali lagi ke pandangan hidup alay: dibilang 'keren' atau 'gaul'!

Contohnya orang yang serba tahu tentang musik metal, lalu menghina musik genre lain; maksudnya biar dibilang keren/gaul, merasa diri paling keren dan cool.

Seharusnya orang semakin tinggi pengetahuannya/pendidikannya itu semakin rendah hati, seperti ilmu padi makin berisi makin merunduk.
6. Orang alay kLo cHaT pa5t1 tuLi5aNnY4 g3d3 k3ciLzZzZ, p'koQnY kY 9iNi Lh, 9auLzZz meNzZz!!!!!!!!!!!!!1

Kenyataannya:
Benar, meskipun belakangan sudah mulai jarang...

Tulisan s'pRt1 ni3 memang 'warisan' dari jaman Friendster, jaman *piip* Online, jaman Nokia N Series masih sangat booming juga, sekitar pertengahan 2004 hingga awal 2008.

Jaman-jaman segitu mungkin masih dibilang unik, bahkan imut. Tetapi jaman sudah berubah, seiring cara pandang orang-orang jaman sekarang. Tulisan seperti itu dianggap 'merusak mata' dan bahkan 'memutar otak' untuk membacanya.

Tetapi sekarang para alay sudah mulai 'sadar'. Sudah jarang tulisan 9de kciLz ditemukan.
Hanya saja, penyingkatan hingga tulisan sulit untuk dibaca, sok imut, serta pe-lebay-an kata masih bisa dirasakan.

Contoh:
Aku ---> aq, aky (aki mobil kali... atau aki-aki?)
Saya ---> sy (sy maknanya juga bisa berarti 'say')
Gw ---> w, g, ge, guw (g maknanya juga bisa berarti 'gak')
Dia ---> dya (apa salahnya sih menggunakan 'dia'? jumlah hurufnya sama ini)
Mereka ---> mrk (merek?)
Kita ---> qta, qt (qta? qta qutawa?)
Kalian ---> kly, kln, klyn (klien?)
Gak Tahu ---> gtw, gaq tw



7. Orang alay biasanya ponselnya dibawah 1 juta, atau kameranya masih VGA, atau ponsel bundling operator, atau ponsel second, atau ponsel china/merek lokal tidak jelas.

Kenyataannya:
Tidak ada hubungan antara ke-alay-an dengan kepemilikan ponsel/telepon genggam.

Setiap orang mempunyai taraf hidupnya masing-masing.

Tetapi banyak juga kok alay yang ponselnya 2 juta keatas, tetapi casingnya ditempelkan stiker-stiker khas alay sok keren seperti gambar tengkorak, ganja, atau jari tengah.

Isinya?
Pictures ---> foto narsisan up to 300 or more images, dari mulai pose nungging hingga memakai kacamata hitam sambil mengacungkan jari tengah (padahal cengdem); ataukah foto narsis yang diedit dengan menambahkan tulisan 'pRiNceSz' dan ditambahkan mahkota tidak jelas (diedit sendiri dengan menggunakan Microsoft Paint, bahkan minta di-edit orang lain)?
Untuk foto di Friendster/Facebook tentunya!

Music ---> lagu-lagu khas abg alay sok keren, biar dibilang keren, gaul, rock, metal, emo, romantis, whatever serta 'dalem', dari mulai PeeWee Gaskins hingga The Virgin; paling-paling hasil minta dari teman via bluetooth/minta dari operator warnet terdekat.

Video ---> video lagu-lagu cengeng atau khas abg alay yang pengen dibilang keren; padahal juga hasil minta via bluetooth.

Notes ---> puisi cintod bikinan sendiri, biar dibilang romantis atau 'daleeeem'. Mungkin buat di bulletin di Friendster/notes di Facebook. Entahlah murni hasil bikinan sendiri atau ada unsur copy paste 'terinspirasi' ataukah juga menggunakan bahasa-bahasa sok imut dan lebay?

Kamera 2-5 mpix hanya untuk narsis?

Baru-baru ini, kabarnya para alay sudah mulai menyentuh BlackBerry dan iPhone.
*hanya 'menyentuh' ataukah 'tersentuh' ingin membeli BlackBerry dan iPhone, dan sedang memikirkan bagaimana caranya memeras orang tua?*

Justru ponsel-ponsel yang fiturnya hanya SMS dan telepon itu kebanyakan dimiliki oleh orang-orang yang lebih mengetahui fungsi ponsel yang asli; yaitu SMS dan telepon.


8. [No SARA] Alay biasanya berasal dari kalangan agama tertentu.

Kenyataannya:
Kebanyakan alay bersikap seperti orang tidak mengerti agama dan agnostik (masih ragu-ragu tentang keberadaan Tuhan dan kebenaran-Nya)

Banyak alay yang kerjaannya hangout, nongkrong, hingga lupa waktu bahkan lupa ibadah.

Alay juga isi otaknya harta dan seks.

Pengutil di toko-toko, tukang peras, preman, dan perampok kebanyakan dari kalangan alay.

Mereka yang seks di luar nikah juga kebanyakan dari kalangan alay yang masih kurang mengerti agama.

Bahkan sebagian kalangan alay malah menganggap keren seni-seni yang mengarah ke pemujaan setan, penodaan unsur-unsur agama, serta atheisme!


9. Alay nongkrong di mall.

Kenyataannya:
Tergantung mallnya.

Ciri-ciri mencolok mall yang banyak alaynya: banyak counter ponsel/pulsa dan penjual cd/dvd bajakan; biasanya mall yang sasaran pengunjungnya kalangan dari kelas menengah ke bawah.

Tetapi kalau menurut pengalaman pribadi, sepertinya alay sudah mulai 'mengenal kemajuan teknologi' seperti internet dan LAN, dimana mereka lebih sering ditemukan di warnet-warnet.

Kalau warnet game, biasanya bermain Audition AyoDance (game online yang paling dikenal di kalangan alay, sebab banyak lagu pop melayunya) *maaf buat para AyoDancer, tetapi memang kenyataannya seperti itu*
Ketika bermain, menekan tombol keyboard dengan keras/tanpa perasaan/merusak, seenaknya.

Kalau warnet browsing, biasanya sekitar mengakses situs-situs jejaring sosial seperti Friendster atau Facebook, dan melakukan aksi alay mereka. Atau download konten-konten dari internet yang mengarah ke alay atau sok keren. Atau juga chatting dengan bahasa dan tulisan gaya alay dan topik yang mengalay.

Bahkan penulis pernah menemukan salah satu warnet di Serang, dimana terdapat beberapa pelanggan (sepertinya alay) yang tertangkap sedang berduaan (tiap komputer ditutupi semacam penghalang) dan sepertinya sedang berbuat mesum!

Beberapa ciri warnet yang banyak alaynya diantaranya adalah tombol keyboardnya banyak yang lepas/rusak, spasinya jungkat-jungkit, serta penat dan bau rokok.


10. Kebanyakan alay memakai baju-baju distro abal-abal (biasanya Diery)

Kenyataannya:
Alay sepertinya lebih identik dengan kaos-kaos band-band metal/hardcore/rock, padahal ditanya sejarahnya atau lagu-lagunya tidak tahu. Hanya suka gambarnya saja dan karena ingin dibilang gaul/keren. (kecuali kaos hasil sumbangan atau tidak ada kaos yang lain lagi)

Alay juga lebih identik dengan kaos-kaos dengan gambar-gambar khas alay sok keren seperti tengkorak, ganja, atau jari tengah tidak jelas.

Alay juga identik dengan kaos-kaos dengan tulisan-tulisan Bahasa Indonesia sok keren, termasuk tulisan-tulisan sok Bahasa Inggris padahal penulisannya dan grammarnya salah atau maknanya tidak jelas. Misalnya kaos-kaos dengan tulisan 'p4niti4 h4ri ki4m4t' atau 'perset*n loe semua', atau untuk versi sok Bahasa Inggris misalnya kaos bertuliskan 'I LAVE YOU FOREVER MY LAVE'. (jangankan tulisannya yang salah, maknanya kalimatnya saja basi abis)

Ada banyak temen gw yang alay..termasuk salah satu mantan gw sendiri (semoga dy gak baca tulisan ini).. kbanyakan  diantara mereka alay nya di bagian tulisan.. dan semoga tidak menyebar ke bagian penampilan.. amiiinnnn….. 1908 x
Tapi pada akhirnya gw sadar.. ternyata alay adalah sebuah proses seseorang menuju kedewasaan (Cuma pada sebagian manusia)… ingat, skema manusia Indonesia sekarang adalah :
“Lahir – bayi – balita –  anak anak - remaja – 4l4y – Dewasa “
Tapi itu terjadi hanya pada sebagian  manusia Indonesia… gak terjadi pada semua kog..
Sebenarnya masih banyak yang mau gw tulis tentang alay , tapi berhubung paket warnet gw tinggal 20 menit lagi.. jadi cukup sampai di sini dulu..
Gw minta maaf bwat semua spesies alay.. kalo ada kata2 gw yang kurang berkenan di hati loe loe semua….
Sekian…
mAkaCih eA …… muun kOmeNt nHa eA…. :lol:


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Nanggroe Corner - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template